Sebelum ditemukan gula --dibuat dari tetes tebu-- madu merupakan bahan
pemanis tertua yang pertama kali digunakan manusia. Tak hanya manis,
madu juga memiliki khasiat untuk menetralisasi berbagai penyakit. Sejak
abad ke-16 SM, bangsa Mesir Kuno telah membuat 500 macam resep obat
dengan bahan dasar madu, antara lain untuk mengobati luka dan sakit
perut, juga untuk mengawetkan mumi.
Manis dan berenergi
Tubuh
manusia membutuhkan zat gula untuk menghasilkan energi. Zat gula ini
bisa didapat dari karbohidrat, berupa gula (sakarida) atau karbohidrat
kompleks (polisakarida), yang kemudian diubah menjadi glukosa atau gula
darah, dan digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi.
Proses
panjang seperti itu tidak diperlukan jika kita mengonsumsi madu. Karena
80% kandungan madu adalah zat gula, dan 85% zat gula itu terdiri dari
glukosa dan fruktosa, yang dapat langsung diserap oleh tubuh sehingga
dengan cepat membentuk energi. Penelitian membuktikan, zat alami yang
terkandung dalam madu ini juga dapat membantu meningkatkan vitalitas
tubuh.
Hal ini juga ditunjukkan dengan nilai kalori madu yang
relatif besar, yaitu 328 Kal/100 g. Nilai ini setara dengan kalori pada 5
butir telur ayam, 2,5 buah pisang, 4 buah jeruk, atau 400 gram kentang.
Meskipun berkalori tinggi, madu tergolong rendah lemak.
Selain
sebagai sumber energi, madu juga mengandung banyak vitamin, mineral,
asam amino, dan antioksidan. Vitamin dalam madu antara lain vitamin B1
(tiamin), B2 (riboflavin), B6 (piridoksin), vitamin K, dan asam
pantotenat. Sedangkan mineralnya adalah kalsium, zat besi, magnesium,
potasium, sodium, dan mangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar